摘要:Ide penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa para investor bersedia melakukan investasi,kalau obyek investasi tersebut mampu menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari obyek investasi lainya,sehingga perusahaan yang go public harus menarik bagi calon investor. Earnings per share merupakan salah satu indikator utama yang digunakan investor dalam melihat daya tarik suatu saham. Informasi ini akan bermanfaat bagi pengambilan keputusan di bidang keuangan pada industri food and baverages yang menjual sahamnya di Bursa Efek Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh variabel-variabel return on equity (X1),net sales (X2),current ratio (X3),debt to equity (X4),inventory turnover (X5),total assets turnover (X6),dan net profit margin (X7) terhadap earnings per share, baik secara simultan maupun secara partial. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil keseluruhan elemen populasi industri food and baverages yang go public di Bursa Efek Jakarta,mulai tahun 1992 sampai dengan tahun 1996 dengan rincian sebagai berikut: tahun 1992 berjumlah 9 perusahaan,tahun 1993 berjumlah 15 perusahaan,tahun 1994 berjumlah 19 perusahaan,tahun 1995 berjumlah 20 perusahaan dan tahun 1996 berjumlah 20 perusahaan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda,dengan hasil sebagai berikut : Pertama,return on equity (X1),net sales (X2),current ratio (X3), debt to equity (X4),inventory turnover (X5),total assets turnover (X6),dan net profit margin (X7) secara simultan berpengaruh dalam menentukan variabilitas earnings per share. Kedua,diantara berbagai variabel bebas tersebut hanya inventory turnover (X5) yang tidak berpengaruh secara signifikan dalam menentukan variabilitas earnings per share,hal ini tentunya tidak terlepas dari kenyataan pada industri food and baverages di Indonesia, dimana untuk menjamin kelancaran dan kualitas bahan baku yang dibeli,perusahaan harus memberikan bantuan teknis maupun modal kerja kepada para supplier lokal,sehingga perusahaan harus menyediakan modal atau kredit lunak dalam rangka kerja sama yang saling menguntungkan. Di sisi lain bahan baku industri food and baverages dalam prakteknya dipengaruhi oleh keberhasilan dan kegagalan panen para supplier,sehingga dari berbagai kendala yang dihadapi industri food and baverages tersebut sebagai akibatnya kadangkadang bahan baku melimpah dan tidak jarang mengalami kekurangan atau menghadapi kelangkaan. Oleh karena itu tingginya tingkat perputaran persediaan tidak dapat menunjukan efisiensi perusahaan. Diantara variabel bebas yang berpengaruh signifikan tersebut net sales (X2),dan current ratio (X3) mempunyai pengaruh negatif terhadap earnings per share. Berkorelasinya negatif net sales (X2) terhadap earnings per share disebabkan adanya peningkatan biaya operasional dan meningkatnya jumlah lembar saham biasa setiap tahunya, sehingga peningkatan jumlah lembar saham biasa dan peningkatan net sales (X2) yang tidak di ikuti dengan efisiensi biaya operasional akan menurunkan pendapatan per lembar saham biasa. Sedangkan current ratio (X3) berkorelasi negatif terhadap earnings per share yang disebabkan adanya peningkatan jumlah kas,piutang,dan persediaan pada current assets, kondisi ini menunjukan adanya investasi yang berlebihan pada current assets,sehingga menyebabkan perusahaan beroperasi kurang efisien. Implikasi dari temuan ini bahwa manajemen perlu lebih memfokuskan perhatianya pada faktor-faktor yang terbukti mempengaruhi earnings per share dalam rangka meningkatkan kinerja saham perusahaan sebagaimana di indikasikan oleh earnings per share..