摘要:Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan daerah imbuhan airtanah di daerah penelitian dan mengkaji keterkaitan daerah imbuhan dengan bentuk lahan wilayahnya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan klasifikasi daerah imbuhan airtanah berdasarkan parameter konduktivitas hidrolik batuan, curah hujan, tanah penutup, kemiringan lereng dan kedalaman muka freatik. Masing-masing parameter mempunyai pengaruh terhadap resapan air ke dalam tanah yang dibedakan dengan nilai bobot. Parameter yang mempunyai nilai bobot paling tinggi merupakan parameter yang paling menentukan kemampuan peresapan untuk menambah air tanah secara alamiah pada suatu cekungan airtanah Hasil skoring dari beberapa parameter tersebut kemudian dianalisisi dengan unit analisis bentuk lahan daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Ngawi terdapat dua klasifikasi daerah imbuhan airtanah yaitu daerah imbuhan utama, dan daerah imbuhan tidak berarti. Klasifikasi daerah imbuhan airtanah utama didapatkan pada daerah tengah dan sisi selatan hingga bagian tengah daerah ini. Menurut bentuk lahannya, wilayah yang merupakan daerah imbuhan utama merupakan lereng Gunungapi Lawu, dataran aluvial, hingga lembah Sungai Bengawan Solo, sedangkan pada daerah perbukitan struktural (sinklinal dan antiklinal) terklasifikasikan menjadi imbuhan airtanah tidak berarti. Secara keseluruhan apabila dilihat dari luas total Kabupaten Ngawi, maka Kabupaten Ngawi memiliki 74,5% daerah imbuhan utama, dan 25,5 % daerah imbuhan tidak berarti.