摘要:Diantara sekian banyak komoditas pertanian yang memainkan peran strategis di Indonesia, gula merupakan salah satu produk yang mendapatkan perhatian sangat besar dari pemerintah. Masalahnya, sejak beberapa dekade terakhir, industri gula di Indonesia mengalami kemerosotan yang luar biasa, baik karena faktor internal maupun eksternal. Akibat persoalan ini, Indonesia yang semula menjadi eksportir gula terbesar kedua di dunia, saat ini justru menjadi salah satu negara importer gula terbesar di dunia. Secara umum, bila dipetakan, masalah pada industri gula di Indonesia berakar dari empat faktor beikut: (i) inefisiensi pada level petani; (ii) inefisiensi pada tingkat pabrik gula (iii) kebijakan pemerintah yang tidak efektif; dan (iv) perdagangan produk gula sangat distortif dalam pasar internasional. Tulisan ini, dengan cara yang berbeda, berargumentasi bahwa sebagian dari penyebab kemunduran industri gula nasional disebabkan oleh inefisiensi kelembagaan (institutional inefficiency), baik pada level kebijakan kelembagaan (institutional environment) maupun kesepakatan kelembagaan (institutional arrangement).