期刊名称:Wacana: Journal of the Humanities of Indonesia
印刷版ISSN:1411-2272
电子版ISSN:2407-6899
出版年度:2000
卷号:2
期号:1
页码:120-129
语种:English
出版社:University of Indonesia
摘要:Salah satu pokok persoalan dalam dunia kesusastraan Indonesia adalah masalah kritik. Persoalan tersebut berkisar di antara kekurangan dan kemandekan kritik sastra yang tidak kunjung tercerahkan. Dalam tiga dasawarsa terakhir ini, banyak orang mengatakan bahwa dunia kritik sastra Indonesia mulai mengalami persoalan setelah“tenggelamnya" kritik-kritik yang ditulis H. B. Jassin. jika kita menengok ke belakang, ke sebuah masa sebelum Jassin muncul sebagai kritikus yang mumpuni, persoalan kritik itu sebenarnya telah menjadi bahan perdebatan justru sejak kritik itu sendiri mulai ditulis orang. Sejak Muhammad Yamin menulis kritik Sejarah Melayu (Jong Sumatra, No. 2-3, 1920) dan Syair Bidasari (Jong Sumatra, No. 6, 1921), persoalan kritik sudah mulai muncul. Perdebatan berikutnya terjadi antara kritik Sutan Takdir Alisjahbana yang dikatakan pragmatik dan Sanusi Pane yang disebut ekspresif (Pradopo 1995: 96- 7).