摘要:Literasi sains mulai diakomodasikan di Indonesia dalam kurikulum 2006 (KTSP) dan lebih terlihat jelas pada kurikulum 2013 melalui kegiatan inkuiri dan pendekatan ilmiah (scientific approach). Berdasarkan hasil studi komparatif yang dilakukan oleh OECD melalui PISA untuk anak usia 15-17 tahun, Indonesia memperoleh hasil yang tidak memuaskan. Hal tersebut dilatar belakangi oleh minat baca orang Indonesia yang rendah menurut UNESCO pada 2012. Hal lain yang menyebabkan rendahnya skor literasi sains peserta didik adalah buku ajar. Analisis terhadap buku IPA SMP digunakan diberbagai sekolah di Jawa Tengah dan hasilnya adalah bahan ajar yang beredar belum memuat komponen literasi sains. Buku ajar pelajaran memiliki peranan penting dalam pembelajaran sains. Penunjang pembelajaran selain guru adalah bahan ajar yang digunakan saat proses pembelajaran berlangsung. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan yang menghasilkan produk berupa bahan ajar literasi sains bertema bunyi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik, kevalidan dan keefektifan dari bahan ajar yang disusun. Penilaian tersebut dilakukan pada kelas VIII F yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan penyusunan bahan ajar IPA fisika berbasis literasi sains dapat meningkatkan kemampuan literasi sains dengan kategori sedang. Selain itu, hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor dalam ketgori baik.
其他摘要:Science literacy began to be accommodated in Indonesia in the curriculum 2006 (KTSP) and more clearly seen in the curriculum 2013 through inquiry activity and scientific approaches. Based on the result of a comparative study conducted by OECD through PI