摘要:Keling memiliki prostitusi baik di perantauan maupun lokal. Praktik prostitusi lokal menunjukkan prostitusi terkait dengan sejarah dan budaya komunitas tersebut. Hal ini juga memunculkan stigmatisasi terhadap perempuan Keling. Penelitian ini mengkaji konstruksi sosial masyarakat Keling terhadap prostitusi dan stigmatisasi terhadap perempuan Keling.Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data meliputi analisis tematis, analisis tekstual, dan analisis interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan konstruksi sosial prostitusi sebagai kesalahan perempuan yang terlalu tergiur materi dan mencoreng nama baik kyai, sebagai pekerjaan berpenghasilan tinggi, sebagai perusak kualitas generasi muda, sebagai penyebab penyebaran HIV/AIDS, dan sebagai hiburan yang bergengsi. (2) Stigmatisasi terhadap perempuan Keling, yaitu bukan perempuan baik-baik, cantik-cantik tetapi banyak yang PSK. Tokoh masyarakat tidak sepenuhnya mengakui stigmatisasi. Pelaku mengakui stigmatisasi, ada yang menyembunyikan, ada yang merasa bangga.Saran yang direkomendasikan adalah lembaga pendidikan perlu mempertimbangkan latar belakang sosial budaya siswa sehingga proses transfer of values dalam pendidikan IPS lebih tepat dan dapat menghasilkan output yang baik. Tokoh kesehatan agar melakukan pendampingan dan sosialisasi terhadap remaja mengenai prostitusi dan resiko penularan penyakit. Tokoh agama agar memfasilitasi kegiatan keagamaan bagi generasi muda, tokoh masyarakat agar menertibkan prostitusi berkedok karaok.
其他摘要:Implementation of Curriculum 2013 brought a change in the learning process. Regulation of the Minister of Education and Culture Number 65/2013 about Standard Process Primary and Secondary Education hinted on the need for the learning process guided by the
其他关键词:Prostitutions; Social Constructio; Stigmatization