出版社:State College of Islamic Studies Pamekasan (STAIN Pamekasan)
摘要:Abu Zayd membangun ulang konsep pemahaman teks dengan pendekatan linguistik (al-manhaj al-tahlîl al-lughawî) dalam pengertian yang luas mencakup hermeneutika dan semiotika. Bagi Abu Zayd, ta’wîl berbeda dengan tafsir. Ta’wîl dilihat oleh Abu Zayd sebagai penafsiran yang produktif dan objektif yang berlawanan dengan talwin; penafsiran tendensius dan ideologis (qirâ'ah mughridah aydulujiyyah). Implikasi ta’wîl Abu Zayd adalah, pertama, ada sesuatu yang hilang, yakni kesadaran atas historisitas teks-teks keagamaan, bahwa ia adalah teks linguistik dan bahwa bahasa adalah sebuah produk sosial dan kultural. Kedua, meletakkan teks dalam konteks alQur‟an secara keseluruhan. Dengan melakukan ini Abu Zayd berharap bahwa yang tak terkatakan atau yang implisit dapat diungkapkan. Abu Zayd meminjam distingsi adil-dhahir tentang mabda’ (prinsip), qâ’idah (kaidah), hukm (hukum). Keadilan, kebebasan, hak untuk hidup dan kebahagiaan termasuk dalam kategori mabda’. Qâ’idah adalah derivasi dari mabda’ itu dan tidak boleh bertentangan dengannya. Hukm tidak bisa menjadi qâ’idah apalagi menjadi mabda’. Hukm adalah peristiwa spesifik dan relatif. langkah ketiga, Abu Zayd mengusulkan pada sebuah pembaharuan hukum Islam. Berdasarkan atas distingsi adil dhahir.
其他摘要:Abu Zayd reconstruct the concept of texts with linguistic approach (almanhaj al-tahlîl al-lughawî) in the broadest sense, including hermeneutics and semeotics. For Abu Zayd, ta’wîl different tafsir. He looked ta'wil as productive and objective reading as
关键词:Ta‟wîl;al-Qur‟an;Hukum Islam;Nashr Hamid Abu Zayd