摘要:BERKELAMIN wanita bukanlah „pilihan‟ hamba-Nya. Tak ada seorang pun yang berhak menentukan dirinya menjadi laki-laki atau wanita karena itu adalah “titah” dari Sang Kuasa. Oleh karena itu tidaklah mungkin Sang Pencipta akan bertindak tidak adil dengan keduanya. Menjadi sangat tidak arif jika di antara keduanya,laki-laki dan perempuan ada yang mengklaim sepihak sebagai superior atau menjadi “the self‟” dan yang lain menjadi inferior atau menjadi “the other”,karena hal itu juga merupakan sebentuk ketidakadilan yang sama sekali tidak diinginkan oleh Sang Kuasa. Ironisnya,„hijab” yang membedakan antara lakilaki dan wanita alias maskulinitas dan feminitas1 itu tetap ada dalam aplikasinya,sehingga seringkali labelisasi terhadap wanita sebagai “sub-ordinat” dari kaum laki-laki bukanlah hal yang semu dalam sejarah. Parahnya dan lebih menyedihkan lagi,noktah yang tertoreh dalam riwayat kehidupan wanita itu belum usai hingga saat ini.