摘要:T}arîqah (Indo: Tarekat) is generally a specific method adopted by sâlik by passing the maqâmat and ah}wâl; feel the spiritual condition. The special meaning is a gathering of Sufis with various regulations and activities of spiritual education in it. The Sufi orders suspected to appear in the third century of Hijrah and reached its forms in the fifth century of Hijrah. As part of the models of Sufism, the purpose of the congregation is essentially the same as tasawwuf general purpose of achieving the degree of ihsan. To achieve this degree, a salik should take spiritual education in the form mujâhadah and intensely riyâd}ah. The Interactions of people involved in it arranged in s}uh}bah principles. Murshid and murid as two driving element t}arîqah, they have this special relationship. Mursyid existence in following tasawuf is a necessity, it’s position as a doctor and supervising the students passed the ocean toward h}aqîqah and tah}aqquq level. While the Interaction processes begins with the competency owned mursyid. This requirement is to ensure that the educational process will be done completely by the rules. The inauguration of the relationship between murshid and students marked the initiation in the form of spiritual bai‘ah, wear khirqah as identity born of a sâlik. These processes on is based on main references; al-Qur‘an, alHadits, and the ulama who have authority. These rules are able to make the teachings of sufism institute tested throughout the ages. Thus achieving the main goals of spiritual education in the form of the station of ih}sân is a necessity.
其他摘要:Tarîqah (Indo: Tarekat) secara umum merupakan metode khusus yang ditempuh sâlik (ahlusuluk) dengan melewati maqâmât dan merasakan kondisi spiritual. Adapun secara khusus adalah sebuah perkumpulan para sufi dengan berbagai peraturan dan aktivitas pendidikan spiritual di dalamnya. Perkumpulan sufi ini ditengarai muncul pada abad ketiga Hijriyyah dan mencapai bentuknya pada abad kelima Hijriyyah. Sebagai bagian dari model tasawuf, maka tujuan tarekat pada hakikatnya sama dengan tujuan bertasawuf, yaitu mencapai derajat ihsan. Untuk mencapai derajat ini, seorang ahlusuluk harus menempuh pendidikan spiritual dalam bentuk mujâhadah dan riyad}ah secara intens. Proses pendidikan ini juga melibatkan berbagai elemen yang tergabung dalam sebuah tarekat sufi. Berbagai interaksi orang-orang yang terlibat di dalamnya diatur dalam prinsip-prisnsip s}uh}bah. Mursyid dan murid sebagai dua elemen penggerak tarekat mempunyai prinsip-prinsip hubungan khusus. Keberadaan mursyid tasawuf juga merupakan keniscayaan, posisinya seperti dokter dan pembimbing para murid melewati samudra menuju tingkat h}aqîqat dan tah}aqquq. Prosesproses interaksi ini dimulai dengan adanya kompetensi yang harus dimiliki mursyid. Persyaratan ini untuk memastikan proses pendidikan yang akan dilakukan benar-benar sesuai aturan. Peresmian hubungan antara mursyid dan murid ditandai dengan adanya inisiasi dalam bentuk baiat spiritual, pemakaian khirqah sebagai indentitas lahir seorang ahlusuluk. Proses-proses ini pada didasarkan pada rujukan utama; al-Qur’an, al-Hadits, serta para ulama yang mempunyai otoritas. Aturan-aturan ini mampu membuat ajaran tasawuf tarekat teruji sepanjang zaman. Sehingga pencapaian tujuan utama pendidikan spiritual berupa makam ihsan merupakan keniscayaan.