摘要:Penelitian ini bertujuan menggambarkan profil resiliensi mantan pecandu narkoba, meliputi tujuh aspek di dalamnya, yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls, optimisme, analisis penyebab masalah, empati, efikasi diri, dan reaching out. Metode yang digunakan adalah studi kasus dalam pendekatan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Rehabilitasi Narkoba Badan Narkotika Nasional dengan subjek penelitian sebanyak dua orang, yaitu WS, berusia 32 tahun; dan MM, berusia 31 tahun. Subjek penelitian dipilih berdasarkan hasil studi pendahuluan untuk mengetahui kesesuaian dengan karakteristik penelitian dan kesedian subjek. Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara, pengisian intrumen Resilience Quotient Test (RQ Test) yang dikembangkan oleh Karen Reivich dan Andrew Shatte dan telah diadaptasi, serta observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap mantan pecandu yang dapat mempertahankan kebebasannya dari penyalahgunaan narkoba memiliki kemampuan resiliensi yang baik. Subjek merasa ada banyak pengetahuan, hikmah, dan keterampilan yang akhirnya mereka pelajari karena kejatuhannya ke dalam dunia narkoba. Kedua subjek penelitian merasa bersyukur atas kemampuan resiliensi yang dimiliki, sehingga sampai saat ini masih dapat mempertahankan kesembuhannya dari ketergantungan terhadap narkoba. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan resiliensi tersebut dibentuk oleh beberapa faktor, yakni dukungan dari luar diri, kekuatan yang berasal dari dalam diri, dan kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.