期刊名称:Karsa: The journal of Social and Islamic Culture
印刷版ISSN:2442-3289
电子版ISSN:2442-4285
出版年度:2013
卷号:21
期号:2
页码:340-355
DOI:10.19105/karsa.v21i2.38
语种:Indonesian
出版社:State College of Islamic Studies Pamekasan (STAIN Pamekasan)
摘要:Tradisi filsafat Barat sepenuhnya didasarkan pada apa yang disebut sebagai logosentrisme atau ‘metafisika kehadiran’ (metaphysics of presence). Logosentrisme merupakan sistem metafisik yang mengandaikan logos atau kebenaran transendental di balik segala hal yang tampak di permukaan atau segala hal yang terjadi di dunia fenomenal. Makna tidak pernah hadir kecuali dalam intertekstualitas tanda. Derrida mengajak untuk melampaui bahasa seperti yang dihasilkan oleh sistem linguistik dan logika. Hubungan antara bahasa dan pikiran merupakan hubungan yang timpang. Pikiran selalu diperlakukan lebih tinggi danpada kata-kata, Pikiran menjadi sumber dari bahasa, sementara bahasa hanya kepanjangan tangan dari pikiran. Bahasa bertugas menyampaikan sesuatu yang ingin diekspresikan oleh pikiran. Derrida menolak supremasi pikiran sebagai fakultas tersendiri yang bebas dari bahasa, dan sebaliknya menegaskan bahwa pikiran juga terkontaminasi oleh bahasa dan diferensialitas tanda-tanda. Derrida mengoperasikan differance untuk membedah kelemahan internal dari metafisika Barat. Pengaruh dari differance juga melebar ke institusi-institusi pengetahuan lainnya yang membentuk nalar epistemik dari setiap pemikiran yang baku, tertutup, dan final. Differance menjadi anasir yang tak terelakkan dalam setiap disiplin keilmuan. Sistem-sistem pemikiran dibangun di atas ‘teks’ dan beroperasi dengan cara kerja teks, tak dapat menghindar dari differance. Kehadiran differance juga menggerakkan seluruh permukaan teks yang terlihat datar dengan memfungsikan kembali ‘logika permainan’ yang direpresi oleh logika yang dominan. Kebenaran, makna, atau referens dalam teks tidak menjadi prioritas utama yang dicari. Semua ini dialami lebih sebagai proses. Differance secara terusmenerus mempertanyakan asumsi-asumsi yang mapan dan mengujinya dengan kemungkinan-kemungkinan baru yang lebih radikal, paradoksal, atau bahkan absurd.
其他摘要:The tradition of Western philosophy is based entirely on what is called logosentrism or 'metaphysics of presence'. Logosentrism is a metaphysical system that presupposes logos or transcendental truths behind everything that appears on the surface or everything that happens in the phenomenal world. Meaning is never present except in the intertextuality of the sign. Derrida invites to go beyond the language as produced by linguistic and logic systems. The relationship between language and thought is a lame relation. The mind is always treated higher and in words, the mind becomes the source of the language, while the language is only an extension of the mind. Language is in charge of conveying something that the mind expects to express. Derrida rejects the supremacy of the mind as a separate faculty free from language, and instead asserts that the mind is also contaminated by the language and differentiality of signs. Derrida operates differance to dissect the internal weakness of Western metaphysics. The influence of differance also extends to other knowledge institutions that form the epistemic reasoning of every standard,closed, and final thought. Differance becomes an inevitable element in every scientific discipline. Thinking systems are built on text and operate by means of textual work, can not escape the differance. The presence of differance also moves the entire surface of the text that looks flat by re-functioning the ‘game logic’ which is repressed by the dominant logic. Truth, meaning, or references in the text are not the top priority sought. All this is experienced more as a process. Differance constantly questions established assumptions and tests them with new, moreradical, paradoxical, or even absurd possibilities.