期刊名称:Lensa: Kajian Kebahasaan, Kesusastraan, dan Budaya
印刷版ISSN:2086-6100
电子版ISSN:2503-328X
出版年度:2017
卷号:7
期号:2
页码:114-123
语种:English
出版社:Universitas Muhammadiyah Semarang
摘要:Inferiority is a state in which one part is lower than another.It is deliberately found in our society which consists of female and male because language choices reflect it.Utterances produced by female and male speaker carry both superiority and inferiority.In some speech communities,women’s language undoubtedly reflects their inferiority.Linguistics offers devices to support the above mentioned phenomena.Literary works provide data for linguistic investigation.A novel by Ahmad Tohari,Ronggeng Dukuh Paruk,shows a social praxis.Applying traditional setting,Tohari describes how women’s speech is portrayed.Rongggeng Dukuh Paruk is Tohari’s masterpiece which tells the life of a traditional dancer.The utterance produced by female characters indicates their lack of self-esteem.Using qualitative data analysis and contextual pragmatics,this article proves women’s inferiority through linguistic devices.Linguistic devices to show women’s inferiority as they are found in Ronggeng Dukuh Paruk are as follows;(1) question tag,(2) hedging,(3) pragmatic particle,(4) conversational implicature,and (5) metaphor.
其他摘要:Inferioritas merupakan suatu keadaan di mana satu pihak berada lebih rendah dari pihak lain.Hal ini sangat mudah ditemukan di dalam masyarakat yang terdiri dari laki-laki dan perempuan karena pilihan bahasa yang mereka gunakan secara jelas merefleksikan hal tersebut.Tuturan yang diujarkan laki-laki dan perempuan mengandung superioritas dan inferioritas.Dalam beberapa kelompok masyarakat,tuturan perempuan secara nyata menunjukkan adanya inferioritas.Kajian ilmu linguistic memiliki perangkat untuk membuktikan gejala inferioritas.Novel sebagai sebuah karya sastra memberikan data bagi penelitian linguistic karena novel merealisasikan bahasa sebagai suatu bentuk praktik sosial.„Ronggeng Dukuh Paruk‟ sebagai mahakarya Ahmad Tohari menggunakan latar belakang sosial seorang penari perempuan untuk menunjukkan inferioritas.Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis pragmatik,artikel ini membuktikan inferioritas perempuan yang direfleksikan melalui penggunaan (1) pertanyaan penegas (2) pemagar,(3) partikel pragmatik,(4) implikatur percakapan,dan (5) metafora.