摘要:This study describes the competition between traditional and modern transport,the lack of awareness and knowledge of the community about ‘bendi’,bendi was considered harmful to the environment,the location of bendi wainting for passengers is unorganized that it is considered the cause of bottlenecks and constraints faced by the government in preserving bendi.The research used descriptive qualitative approach.The informants were head of art and culture development in the Department of Tourism and Culture,head of traffic and public transport in the Department of Transportation,Communication and Information,bendi cabmem,bendi caretakers and the public or bendi passengers in Padang.Data were collected through interviews and document study.Data validity is tested using source triangulation techniques.Data was analysed by collection,reduction,data presentation and conclusions.Research findings portray that bendi is still existed in the cultural perspective,is still used in cultural events and serves as a means of cultural tourism in Padang.Bendi’s meaning and function are changed as seen through inhibiting factors that include internal and external factors.In order to overcome this problem,the government attempted to held festivals to provide information to the community or bendi owners and cooperate with the private sector in preserving bendi as cultural property in Padang city.
其他摘要:Penelitian ini mengambarkan tingkat persaingan antara transportasi tradisional dengan modern,kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap bendi,bendi dianggap merusak lingkungan,lokasi mangkal bendi tidak teratur sehingga dianggap penyebab kemacetan dan kendala yang dihadapi pemerintah dalam melestarikan bendi.Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.Informan penelitian adalah Kabid pembina seni budaya di Dinas Pariwisata dan kebudayaan,Kabid lalu lintas dan angkutan di Dinas Perhubungan,Komunikasi dan Informatika,kusir bendi,pengurus bendi dan masyarakat atau penumpang bendi di Kota Padang.Data dikumpulkan melalui wawancara,dan studi dokumentasi.Uji keabsahan data dilakukan melalui teknik trianggulasi sumber.Analisis data melalui pengumpulan data,reduksi data,penyajian data dan pengambilan kesimpulan.Hasil penelitian mengambarkan bahwa bendi dalam perspektif budaya di kota Padang masih eksis,masyarakat masih menggunakan bendi dalam acara kebudayaan dan dijadikan sebagai sarana wisata budaya di Kota Padang.Bendi mengalami perubahan makna dan fungsi ditandai dengan faktor penghambat dalam melestarikan bendi diantaranya faktor internal dan faktor eksternal.Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah diantaranya mengadakan festival memberikan arahan kepada masyarakat maupun pemilik bendi dan pemerintah dapat bekerjasama dengan pihak swasta dalam melestarikan bendi sebagai benda budaya di Kota Padang.