摘要:Air limbah industri pengolahan gambir yang mengandung senyawa tanin saat ini belum
dimanfaatkan secara optimum. Limbah cair ini dapat digunakan sebagai sumber warna alami
atau tanin, namun tidak tahan dalam penyimpanan karena sering ditumbuhi jamur, sehingga
dalam bentuk padatan/tepung tanin akan lebih menguntungkan. Untuk mendapatkan endapan
tanin dilakukan penelitian pengaruh penambahan bahan pengendap terhadap pembentukan
tanin dari limbah proses pengolahan gambir. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
rendemen tanin yang optimal melalui proses pengendapan. Bahan pengendap yang digunakan
adalah garam NaCl teknis, garam dapur, sedangkan untuk pengatur pH digunakan natrium
bikarbonat dan larutan jenuh air kapur.Tahap pengendapan pH larutan diatur dengan
menambahkan NaHCO atau air kapur jenuh sedemikian rupa sampai pH 8. Penambahan 3
garam NaCl atau garam dapur pada limbah cair industrin pengolahan gambir dengan
konsentrasi antara 50 g/L, 100 g/L, 150 g/L, 200 g/L, 250 g/L, 300 g/L, 350g/L, 400 g/L pada 200
ml limbah cair pengolahan gambir. Dari hasil penelitian diperoleh endapan yang optimal adalah
dengan penambahan NaCl teknis dengan konsentrasi 300 g/L dengan menggunakan pengatur
pH Natrium bikarbonat dengan rendemen sebesar 30,05%. Penambahan NaCl dengan
konsentrasi diatas 300 g/L memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Zat warna tanin dari
limbah cair pengolahan gambir berupa tepung soga berwarna cokelat.
其他摘要:Wastewater from gambier industry which contains tannin has not been utilized optimally yet. The wastewater does not hold up in storage because is often overgrown with fungus, so that in the solid / powdery tannins will be more profitable. To get the tannins precipitate, it had been done research about the effect of settling material to the formation of gambier dye from waste gambier industry. This study aimed to obtain optimum yield of tannins through the precipitation process. Settling material which were used technically NaCl salt and table salt, while for pH regulator used sodium bicarbonate and saturated solution of lime. Phase of precipitation was done by adding NaHCO3 or lime water saturated in such a manner until pH 8. The addition of NaCl salt or table salt with concentration 50 g/L, 100 g/L, 150 g/L, 200 g/L, 250 g/L, 300 g/L, 350g/L, 400 g/L in 200 ml of gambier industry liquid waste. The research result was obtained that the optimum precipitate by the addition of NaCl with concentrations 300 g/L and the use of sodium bicarbonate as a pH regulator gave 30.05% yield. The addition of NaCl with concentrations above 300 g/L gave results which were not much different. Tannin dyes from wastewater of gambier treatment were in the form of brown colour flour. ABSTRAK Air limbah industri pengolahan gambir yang mengandung senyawa tanin saat ini belum dimanfaatkan secara optimum. Limbah cair ini dapat digunakan sebagai sumber warna alami atau tanin, namun tidak tahan dalam penyimpanan karena sering ditumbuhi jamur, sehingga dalam bentuk padatan/tepung tanin akan lebih menguntungkan. Untuk mendapatkan endapan tanin dilakukan penelitian pengaruh penambahan bahan pengendap terhadap pembentukan tanin dari limbah proses pengolahan gambir. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rendemen tanin yang optimal melalui proses pengendapan. Bahan pengendap yang digunakan adalah garam NaCl teknis, garam dapur, sedangkan untuk pengatur pH digunakan natrium bikarbonat dan larutan jenuh air kapur. Tahap pengendapan pH larutan diatur dengan menambahkan NaHCO 3 atau air kapur jenuh sedemikian rupa sampai pH 8.Penambahan garam NaCl atau garam dapur pada bahan tersebut di atas dengan konsentrasi antara 50 g/L, 100 g/L, 150 g/L, 200 g/L, 250 g/L, 300 g/L, 350g/L, 400 g/L pada 200 ml limbah cair pengolahan gambir. Dari hasil penelitian diperoleh endapan yang optimal adalah dengan penambahan NaCl teknis dengan konsentrasi 300 g/L dengan menggunakan pengatur pH natrium bikarbonat dengan rendemen sebesar 30,05 %. Penambahan NaCl dengan konsentrasi diatas 300 g/L memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Zat warna tanin dari limbah cair pengolahan gambir berupa tepung soga berwarna cokelat .