摘要:Sala lauk merupakan makanan khas Pariaman Sumatera Barat yang terbuat dari
bahan baku tepung beras, ikan, cabe, dan bumbu lainnya dengan cara diadon, dimasak
dengan api kecil sampai kalis. Adonan dibentuk menjadi bulat-bulat kecil dan kemudian
digoreng. Saat ini sudah tersedia tepung sala lauk yang dicampur langsung dengan bumbubumbu, tetapi cabe dan ikan belum termasuk dalam campuran, dan tepung tersebut masih
memiliki daya tahan simpan yang masih rendah. Penelitian dilakukan untuk memperkaya
nutrisi dalam sala lauk dengan menambahkan sumber protein yaitu ikan. Rancangan acak
lengkap (RAL) secara faktorial digunakan untuk melihat pengaruh tiga perlakuan
pemakaian tepung yaitu tepung beras 100%, tepung beras 95% dan tepung beras ketan 5%,
tepung beras 95% dan tepung tapioka 5% dan variasi pengolahan ikan yaitu langsung
dikeringkan, dipresto serta dikukus. Hasil penelitian menunjukkan, tepung sala lauk yang
menggunakan komposisi tepung beras 95% dan tepung beras ketan 5% dengan variasi
pengolahan ikan yang langsung dikeringkan memberikan hasil yang lebih disukai dari segi
organoleptik (rasa, warna, aroma dan tekstur), dengan kadar air 8,97%, kadar abu 0,44%,
derajat asam 0,35% dan kadar protein 71,20%. Kapang/khamir, Salmonella dan bakteri
lainnya tidak ditemukan, dan memiliki ketahanan simpan selama 3 bulan.
其他摘要:Sala lauk is a specific food of Pariaman City of West Sumatera which is made from rice flour, fish, chilli and other spices, then mixed together, cooked with low heat until smooth. The dough was formed into small balls and then fried. It is now available sala lauk flour mixed with spices, but chilli and fish are not included in the mixture and the flour still has short shelf life. The research was conducted to enrich the nutrients in the sala lauk by adding fish as a protein source. Completely randomized design (CRD) in factorial was used to see the effect of the use of flour, rice flour 100%, rice flour 95% and glutinous rice flour 5%, rice flour 95% and tapioca flour 5% and the variation of fish treatment that was directly dried, cooked in a pressure cooker and steamed. The result showed that sala lauk flour using rice flour 95% and glutinous rice flour 5% with directly dried fish gave preferred result in terms of organoleptic (taste, colour, flavour, and texture), with water content was 8.97%, acid degree was 0.35%, and protein content was 71.31%. Mold/yeast, salmonella and other bacteria were not found and the product had shelf life for 3 months. ABSTRAK Sala lauk merupakan makanan khas Pariaman Sumatera Barat yang terbuat dari bahan baku tepung beras, ikan, cabe, dan bumbu lainnya dengan cara diadon, dimasak dengan api kecil sampai kalis. Adonan dibentuk menjadi bulat-bulat kecil dan kemudian digoreng. Saat ini sudah tersedia tepung sala lauk yang dicampur langsung dengan bumbubumbu, tetapi cabe dan ikan belum termasuk dalam campuran, dan tepung tersebut masih memiliki daya tahan simpan yang masih rendah. Penelitian dilakukan untuk memperkaya nutrisi dalam sala lauk dengan menambahkan sumber protein yaitu ikan. Rancangan acak lengkap (RAL) secara faktorial digunakan untuk melihat pengaruh tiga perlakuan pemakaian tepung yaitu tepung beras 100%, tepung beras 95% dan tepung beras ketan 5%, tepung beras 95% dan tepung tapioka 5% dan variasi pengolahan ikan yaitu langsung dikeringkan, dipresto serta dikukus. Hasil penelitian menunjukkan, tepung sala lauk yang menggunakan komposisi tepung beras 95% dan tepung beras ketan 5% dengan variasi pengolahan ikan yang langsung dikeringkan memberikan hasil yang lebih disukai dari segi organoleptik (rasa, warna, aroma dan tekstur), dengan kadar air 8,97%, kadar abu 0,44%, derajat asam 0,35% dan kadar protein 71,20%. Kapang/khamir, Salmonella dan bakteri lainnya tidak ditemukan, dan memiliki ketahanan simpan selama 3 bulan.