期刊名称:Edulib: Journal of Library and Information Science
印刷版ISSN:2089-6549
电子版ISSN:2528-2182
出版年度:2016
卷号:5
期号:1
页码:53-67
DOI:10.17509/edulib.v5i1.2304
出版社:Universitas Pendidikan Indonesia
摘要:Proses transfer ide dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi sebagai mahasiswa jurusan non Bahasa Inggris (SNED) yang mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL) perlu diinvestigasi. Ketidakmampuan untuk menjembatani kesenjangan antara ide dalam bahasa ibu (Bahasa Inggris) dengan ide dalam bahasa pembaca (Bahasa Inggris) menghambat pemahaman pembaca, khususnya pembaca yang merupakan penutur asli Bahasa Inggris. Paragraf yang ditulis oleh mahasiswa SNED sebagai pembelajar Bahasa Inggris tidak dapat dipahami karena hambatan linguistik dan budaya. Sejumlah kecil mahasiswa yang membuat tulisan Bahasa Inggris dalam ujian tengah semester memperlihatkan gambaran ketidaktepatan dalam hal menyusun kalimat sehingga Bahasa Inggris mereka pada tingkatan tertentu terdengar seperti Bahasa Indonesia. Dalam hal ini kemampuan mereka untuk menggunakan Bahasa Inggris seperti layaknya bahasa Indonesia terbukti sangat rendah sehingga seorang penutur asli Bahasa Inggris yang mencoba untuk memahami ide mereka bisa salah memahaminya. Seorang pembelajar Bahasa Inggris harus memiliki kosakata yang cukup banyak dan setidaknya mengetahui aturan gramatikal seperti formulasi 9BP 3CC (Cd,Cx,Cdx) dan PoS misalnya, untuk melengkapi pemahaman sebelum benar-benar dapat mengekspresikan ide dalam tulisan Bahasa Inggris yang dapat dipahami. Selain itu, pengetahuan mahasiswa tentang budaya penutur Bahasa Inggris memainkan peranan yang sangat penting untuk menghasilkan tulisan yang bagus, sebagaimana yang diungkapkan oleh seorang ahli bahasa bahwa seringkali seorang pembelajar bahasa mengetahui aturan tata bahasa tetapi tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang budaya penutur asli. Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan idenya dikarenakan ekspresi suatu ide terikat oleh budaya yang merupakan entitas independen. Budaya penutur asli mempengaruhi dan membentuk perasaan, sikap, dan respons terhadap pengalaman dan interaksi seorang pembelajar bahasa dengan yang lain. Oleh karena itu, upaya fasilitator untuk memperbaiki kemampuan menulis mahasiswa mungkin untuk dilakukan.