期刊名称:Candrasangkala: Journal of Education and History
印刷版ISSN:2477-2771
出版年度:2019
卷号:4
期号:2
页码:81-93
DOI:10.30870/candrasangkala.v4i2.4631
出版社:Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
摘要:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sebuah pertanyaan, mengapa mitos, cerita rakyat, karya sastra, legenda selalu ditempatkan pada ranah fiksi, sehingga tidak bisa digunakan sebagai sumber sejarah? Sutherland mengatakan esensinya historiografi yang dibutuhkan adalah historicizing history. Demikianlah, artinya sebuah historiografi saat ini haruslah memahamkan sejarah itu sendiri. Untuk memahamkan sejarah yang diperlukan adalah semangat dekonstruksi. Ketika dekonstruksi menyisip dalam sebuah peristiwa sejarah akan terjadi kecenderungan historiografi mulai meninggalkan narasi besarnya. Historiografi akan bergeser dari makro ke mikro dengan bantuan sumber-sumber alternatif. Salah satu sumber alternatif yang bisa digunakan adalah mitos, cerita rakyat, karya sastra, atau legenda. Ketika sumber-sumber sejarah tersebut masih dianggap penuh unsur fiksinya, maka diperlukan alat bantu untuk membuatnya memiliki unsur fakta. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka digunakanlah cerita rakyat Keris Tundung Mediyun yang akan dianalis menggunakan Strukturalisme Lévi-Strauss sehingga nantinya dapat ditemukan unsur-unsur faktanya sebagai sumber alternatif historiografi.
关键词:strukturalisme;cerita rakyat;sumber alternatif