摘要:Ketika rejim Orde Baru jatuh pada bulan Mei 1998; peristiwa ini merupakan peluang untuk tumbuhnya proses demokratisasi dihawah kepemimpinan sipil di Indonesia maupun di Papua. Namun sayangnya. setelah lebih lIari lima tahun era reformasi berjalan. penyelesian K(}nrtikPapua secara komprehensif belum juga membawa titik terang. Sampai akhir tahun 2003; penyelesaian konflik Papua mengalami kebuntuan yang serius. Jalan ke arah dialog. negosiasi. rekonsiliasi; dan praktik politik bersama yang lebih demokratis masih tetap merupakan mimpi di siang bolong. Pasca orde baru pertarungan-pertarungan politik masih mengandalkan kekerasan. Setiap kasus kekerasan baik yang dilakukan oleh TNl; polisi; Satgas Papua; OPM; pendatang; atau kelompok masyarakat lainnya telah membuat penyempitan ruang dialog baik yang bersifat horizontal maupun vertikal. Jatuhnya korban jiwa dalam penolakan kebijakan pemekaran di Papua; adalah bukti nyata hahwa kekerasan masih sangat dominan dalam kontlik Papua pasca Orde Baru.