出版社:Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo
摘要:The focus of this paper is to examine Albert Camus' work on disability. The research method used is library philosophy research with qualitative descriptive characteristics. Camus' works are used as formal objects to analyze material objects, namely people with disabilities in Indonesia. Data analysis was performed by applying methodical hermeneutic elements: interpretation, historical continuity, heuristics, and description. This paper aims to explore the meaning of life for persons with disabilities in Indonesia from the perspective of Albert Camus' philosophy. The findings of this paper, from Camus' philosophy, make disability absurd. In order to have meaning in life, they must face absurd situations through loving themselves. That can be achieved by being self-aware and doing good things for yourself and others. These people use these ethical competencies to carry on the responsibility of doing good things for others.
其他摘要:Fokus tulisan ini mengkaji karya Albert Camus tentang disabilitas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian filsafat perpustakaan dengan sifat deskriptif kualitatif. Karyakarya Camus digunakan sebagai objek formal untuk menganalisis objek material yaitu penyandang disabilitas di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan menerapkan unsurunsur metodis hermeneutika yang meliputi: interpretasi, kesinambungan sejarah, heuristik dan uraian. Tujuan penulisan ini adalah untuk menggali makna kehidupan penyandang disabilitas di Indonesia dari perspektif filosofi Albert Camus. Temuan tulisan ini, dari filosofi Camus, disabilitas tidak masuk akal. Untuk memiliki makna hidup, mereka harus menghadapi situasi absurd melalui mencintai diri sendiri. Itu bisa dicapai dengan memiliki kesadaran diri, dan melakukan hal-hal yang baik untuk diri sendiri dan orang lain. Kompetensi etis ini digunakan oleh orang-orang tersebut untuk melanjutkan tanggung jawab dalam melakukan hal-hal yang baik untuk orang lain.
关键词:meaning of life;disability;absurdity;ethical competence