摘要:Terpios hoshinota is a cyanosponge encrusted on the substrate in coral reefs that may cause mass mortality on the infested corals. This research was conducted to investigate the magnitude of damage level of corals due to the T. hoshinota outbreaks by assessing its growth rate, spatiotemporal variation, and prevalence between two sites in Seribu Islands. Four-time observation (T0-T3) in over 18 months (2016-2017) was conducted to see the growth level of sponge using a permanently quadratic photo transect method of 5x5 m (250.000cm2). The total coverage area of sponge on study site in the T0 was 65.252cm2 and becomes 81.066cm2 in T3. The highest level occurred on T2 of 2.051cm2/months in Dapur Island (the closest to Jakarta) and 483cm2/months in the Belanda Island (the further site). The highest sponge growth rate occurred on T1-T2 during transitional season from rainy to dry. The lowest growth rate was observed on T3 during transitional season from dry to rainy. In general, prevalence percentage was higher in Belanda Island than in Dapur Island. This study showed a persistence invasion of encrusting T. hoshinota on coral reef ecosystem that may overcome the function and role of associated organisms.
其他摘要:Terpios hoshinota adalah cyanosponge bertatahkan pada substrat di terumbu karang yang dapat menyebabkan kematian massal pada karang yang terpapar. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki besarnya tingkat kerusakan karang akibat wabah T. hoshinota dengan menilai tingkat pertumbuhan, variasi spasial, dan prevalensi antara dua lokasi di Kepulauan Seribu. Pengamatan empat kali (T0- T3) selama lebih dari 18 bulan (2016-2017) dilakukan untuk melihat tingkat pertumbuhan spons menggunakan metode transek foto kuadrat permanen 5x5 m (250,000cm2). Total cakupan area spons di lokasi penelitian di T0 adalah 65,252cm2 dan menjadi 81,066 cm2 di T3. Level tertinggi terjadi pada T2 2,051cm2/bulan di Pulau Dapur (terdekat dengan Jakarta) dan 483cm2/bulan di Pulau Belanda (situs selanjutnya). Tingkat pertumbuhan spons tertinggi terjadi pada T1 –T2 selama musim transisi dari hujan ke kering. Tingkat pertumbuhan terendah diamati pada T3 selama musim transisi dari kering ke hujan. Secara umum, persentase prevalensi lebih tinggi di Pulau Belanda daripada di Pulau Dapur. Penelitian ini menunjukkan invasi persisten dari T. hoshinota pada ekosistem terumbu karang yang dapat mengatasi fungsi dan peran organisme terkait.