摘要:Shallow water habitat mapping is important to do because: (1) it can support the planning, management, and decision making of government spatial; (2) it can support and design a Marine Protected Area (MPA); (3) it can conduct a scientific research program to determine a knowledge about benthic ecosystem and seabed geology; (4) it can do seabed resource valuation, both biotic and abiotic, for economic and management goals. Nowadays, the standardization of thematic map details level in coastal ecosystem has not determined, especially in shallow water habitat based on coastal management needs in certain scale. The study aims to compare map accuracy level between SPOT 6, Sentinel 2A, and Landsat 8 classification results using support vector machine algorithm. The study site is in Wakatobi Island, including Kapota Island and Kompoone Island. The in-situ data took on July 2019. The 347 ground truth and transect images in the field analyzed using Coral Point Count with Excel Extension (CPCe). The classification scheme that was gotten is 8 habitat benthic classes, then conducted classification with classify them to be 6 and 5 classes. The result from SPOT 6 for 5 habitat classes has the highest overall accuracy. The differences between pixel (spatial resolution) and the amount of classification scheme influence accuracy results.
其他摘要:Habitat perairan dangkal sangat penting dipetakan diantaranya karena: (1) mendukung perencanaan, manajemen, dan pengambilan keputusan tata ruang pemerintah; (2) mendukung dan mendesain Marine Protected Area (MPA); (3) melakukan program penelitian ilmiah yang bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan tentang ekosistem bentik dan geologi dasar laut; (4) melakukan penilaian sumber daya dasar laut yang hidup dan tidak hidup untuk tujuan ekonomi dan menajemen, termasuk rancangan cadangan perikanan. Hingga saat ini belum ada standar untuk tingkat kedetailan peta tematik ekosistem pesisir khususnya habitat perairan dangkal sesuai kebutuhan pengelolaan wilayah pesisir dengan skema klasifikasi tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan akurasi peta hasil klasifikasi habitat perairan dangkal antara citra SPOT 6, Sentinel 2A, dan Landsat 8 menggunakan algoritma klasifikasi support vector machine. Lokasi penelitian terletak di Kepulauan Wakatobi, meliputi 2 lokasi yaitu Pulau Kapota dan Pulau Kompoone. Pengambilan data in-situ dilaksanakan pada tanggal 7-11 Juli 2019. Sebanyak 347 ground truth dan foto transek hasil sampling di lapangan telah dianalisis menggunakan coral point count with excel extension (CPCe). Skema klasifikasi yang dihasilkan yaitu 8 kelas habitat bentik, selanjutnya dilakukan klasifikasi dengan mengkelaskan kembali menjadi 6 dan 5 kelas. Hasil yang diperoleh pada citra SPOT-6 untuk semua kelas habitat perairan dangkal yang digunakan memiliki overall accuracy yang lebih besar. Perbedaan ukuran piksel (resolusi spasial) dan jumlah skema klasifikasi sangat memengaruhi hasil akurasi.
关键词:multi-scales mapping;satellite imagery;shallow water habitat