摘要:Due to the limitation of slum dweller’s residence,they use public spaces for their daily activities. One kind of them is a park. Public space used for various kinds of activities is called a multifunction public space. Utilization of multifunction public space can potentially lead to spatial use conflict which interferes with its functional sustainability. The aim of this research was to identify the level of sustainability of the utilization of a multifunction public space in the slum area. This research used a quantitative approach and a questionnaire survey method. Respondents were slum dwellers using the park. The total respondents were 96 by using the Lemeshow formula.The results showed that there were differences in the level of sustainability among the three parks. The highest level of sustainable utilization is Pendongkelan,the medium level is Melati Indah,and the lowest level is Taman Anggrek. There were four aspects of sustainability measured. Diversity and harmony were the two aspects of determining sustainability. For sustainability of spatial use of the multifunction public space in the slum area needs management to take care of the size of the park,its amenities,and its accessibility.
其他摘要:Terbatasnya ruang tempat tinggal di permukiman kumuh menyebabkan penghuninya memanfaatkan ruang publik untuk menampung sebagian kegiatannya. Salah satu ruang publik yang dimanfaatkan adalah taman. Ruang publik yang dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan oleh penghuni di permukiman kumuh disebut sebagai ruang publik multifungsi. Pemanfaatan ruang publik multifungsi bersama-sama dapat berpotensi menimbulkan konflik pemanfaatan ruang sehingga dapat mengganggu keberkelanjutan fungsinya. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya tingkat keberlanjutan pemanfaatan ruang publik multifungsi di permukiman kumuh. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode survey-angket kepada penghuni permukiman kumuh pengguna taman. Unit analisis dalam penelitian ini adalah taman. Jumlah responden pengguna taman ditentukan dengan menggunakan rumus Lemeshow sebanyak 96. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat keberlanjutan pemanfaatan pada masingmasing taman berbeda satu sama lain. Pemanfaatan taman yang memiliki tingkat keberlanjutan tinggi adalah taman Pendongkelan,tingkat keberlanjutan sedang taman Melati Indah,dan tingkat keberlanjutan rendah taman Anggrek. Terdapat empat aspek keberlanjutan yang diukur. Aspek keragaman dan harmoni merupakan aspek pembeda tingkat keberlanjutan pemanfaatan taman. Dua aspek lainnya (interaksi dan interdependensi) relatif sama di tiga taman. Untuk keberlanjutan pemanfaatan ruang publik multifungsi di permukiman kumuh perlu pengelolaan yang memperhatikan luas taman,ketersediaan fasilitas taman dan aksesibilitas taman.