摘要:Perubahan iklim adalah masalah yang cukup mendesak untuk dicarikan jalan keluar. Banyak negara bekerjasama dalam upaya mitigasi dampak perubahan iklim termasuk Jepang dan Indonesia. Indonesia dan Jepang bekerjasama dalam skema baru pembangunan rendah karbon bernama Joint Crediting Mechanism. Implementasi JCM di Indonesia menjadi harapan baru bagi diplomasi iklim Indonesia dalam mempromosikan energi bersih dan terbarukan. Penelitian ini berusaha untuk mengevaluasi implementasi JCM di Indonesia melalui studi kasus pembangkit listrik tenaga surya di Jakabaring,Palembang. Peneliti memperoleh data melalui serangkaian wawancara kepada perwakilan Pemerintah Republik Indonesia, perusahaan daerah dan masyarakat sipil. Penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Indonesia masih belum mendukung secara konsisten pengembangan energi bersih. Perusahaan yang menghasilkan karbon tinggi masih mendominasi diplomasi iklim Indonesia..
其他摘要:Climate change is an urgent problem. Many countries have collaborated in mitigating the impact of climate change,including Indonesia and Japan. Both countries agreed on a scheme for cooperation in a low-carbon project,namely the Joint Crediting Mechanism (JCM). The implementation of JCM in Indonesia is new hope for Indonesia’s climate diplomacy in promoting clean and renewable energy. This research aims to review the application of JCM in Indonesia using the case study of the Jakabaring Solar Power Plant in Palembang. This research collected primary data through the interview with related officials,local companies,and civil society. This research showed that the Indonesian government did not consistently support clean energy development. Carbon-intensive industry players still played a dominant role in Indonesia’s climate diplomacy..
关键词:diplomasi iklim Indonesia;Joint Crediting Mechanism;perubahan iklim